MEDAN,- Serikat Pemuda Pantai Peduli Labuhanbatu (SPPPLU) menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Selasa (30/9/2025). Aksi ini menyoroti rusaknya jalan provinsi di ruas jalan lintas Aek Nabara – Panai Hulu, Kabupaten Labuhanbatu, yang sudah lama dikeluhkan masyarakat.
Aksi dipimpin langsung oleh Koordinator Aksi sekaligus Ketua Umum SPPPLU, Fikril Hakim, bersama Koordinator Lapangan Hafiznnur Fathurrahman. Turut hadir pula aktivis muda Sumatera Utara sekaligus Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Cinta Tanah Air (AMCTA), Rafi Siregar, yang ikut menyuarakan keresahan masyarakat.
Dalam aksi tersebut, massa menuding aktivitas truk perusahaan kelapa sawit, termasuk milik PTPN IV Ajamu dan perusahaan swasta lainnya, menjadi salah satu penyebab utama rusaknya jalan lintas tersebut. Kondisi jalan yang hancur dinilai sangat mengganggu aktivitas masyarakat, karena pada musim hujan berubah seperti kolam dan di musim kemarau dipenuhi debu tebal.
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, yang langsung menemui massa aksi menyatakan bahwa Pemprov Sumut akan menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan. Bobby berjanji dalam dua minggu kedepan akan turun langsung melakukan survei ke Kabupaten Labuhanbatu guna melihat kondisi jalan Aek Nabara – Panai Hulu – Ajamu.
Selain itu, Bobby juga menegaskan akan memantau aktivitas perusahaan kelapa sawit di wilayah tersebut, termasuk PTPN IV Ajamu, untuk memastikan apakah benar aktivitas angkutan truk mereka turut memperparah kerusakan jalan.
“Kami akan segera cek ke lapangan, baik kondisi jalan maupun perusahaan-perusahaan yang diduga menjadi penyebab rusaknya infrastruktur. Hasilnya nanti akan jadi dasar penanganan kedepan,” ujar Bobby di hadapan massa aksi.
Koordinator Aksi, Fikril Hakim, menyampaikan apresiasinya atas kesediaan Gubernur Sumut menerima aspirasi yang mereka bawa. “Kami berterima kasih kepada Bapak Gubernur yang sudah mendengar dan merespons tuntutan kami. Harapan kami, jalan lintas Aek Nabara – Panai Hulu bisa segera diperbaiki demi kepentingan masyarakat luas,” ungkapnya.
Senada, Ketua AMCTA Rafi Siregar menegaskan bahwa persoalan jalan rusak ini sudah sangat mendesak. “Kami berharap penuh perhatian dari Bapak Gubernur. Jalan ini menjadi kolam ketika musim hujan, dan saat kemarau menjadi lautan debu yang membahayakan pengguna jalan. Kami juga mengutuk keras perusahaan-perusahaan kelapa sawit yang diduga angkutan truknya memperparah kerusakan jalan,” tegasnya.
Aksi SPPPLU ini ditutup dengan doa bersama dan harapan agar pemerintah benar-benar serius dalam menindaklanjuti janji perbaikan jalan serta pengawasan ketat terhadap aktivitas perusahaan kelapa sawit di wilayah Labuhan Batu. (tim)
0 Komentar